Wednesday, December 26, 2012

The Darjeeling Limited



Sutradara: Wes Anderson
Studio: Fox Searchlight (2007)
Wajah-wajah terkenal: 
Owen Wilson (Francis Whitman)
Adrien Brody (Peter Whitman)
Jason Schwartzman (Jack Whitman)
Setting: India tahun 2000an
Tag di laptop saya: "Family and Cheer-Ups"
Tiga bersaudara Amerika pergi ke India untuk mempererat tali persaudaraan mereka yang nyaris putus setelah kaburnya sang ibu dan meninggalnya sang ayah.
Rating: 3 dari 5




Francis Whitman, hampir mati bunuh diri karena kesepian, menyadari bahwa ia sangat kangen sama kedua adiknya, Peter dan Jack. Setelah kematian ayah mereka setahun yang lalu mereka telah pergi ke berbagai tempat di dunia untuk kabur dari kenyataan dan menghindari satu sama lain. Maka Francis mengatur sebuah perjalanan spiritual menjelajahi India dari ujung ke ujung dengan menaiki kereta api mewah, The Darjeeling Limited. Peter dan Jack dipanggil dari tempat mereka masing-masing, Jack dari Perancis, dan Peter mungkin dari Inggris, untuk mengikuti perjalanan spiritual itu.




Selama perjalanan di kereta, mereka bersenang-senang dan menikmati semua hal yang 'sangat India', misalnya berhenti di sebuah kota tradisional, berdoa di kuil, membeli suvenir khas (termasuk ular kobra), mabuk obat-obatan dan bahkan kecopetan. Tapi karena mereka terus menerus bertengkar dan membuat masalah (kobranya lepas, berlari-lari di lorong telanjang dada, menabrak jendela sampai kacanya pecah) mereka diusir dari kereta oleh seorang pramugara berjenggot lebat dan berturban. Terbebani banyak koper dan tersesat di padang gurun, mereka memutuskan perjalanan itu telah gagal dan sebaiknya mereka pergi terpisah lagi ke berbagai ujung dunia. Tapi petualangan belum berakhir, dan dari situ mereka malah mendapat lebih banyak pengalaman spiritual.



Tema-tema yang diangkat sangat beragam, dari persaudaraan, ketakutan akan menjadi ayah, tumbuh dewasa, dan penguasaan diri dalam mengalami kedukaan.

Contohnya Peter Whitman, dia masih memakai kacamata ayahnya, membawa2 kunci mobil ayahnya, dan memakai pisau cukur ayahnya. Di tambah lagi Peter mengklaim ayahnya menganggapnya sebagai anak favorit, sehingga Jack dan Francis kesal. Peter juga sedang ketakutan karena istrinya hamil dan dia tidak siap jadi ayah.

Jack menghadapi kedukaannya dengan menulis cerpen tentang kematian sang ayah. Ketika Peter membaca cerpen itu, Jack meyakinkan mereka bahwa karakter-karakternya semua fiksional walaupun sangat kentara bahwa cerpen itu adalah ungkapan isi hatinya.

Film ini sangat enak ditonton, sangat ringan dan menghibur. Daftar-daftar lagu di Soundtracknya juga bagus-bagus.
  1. "Where Do You Go To (My Lovely)" (Peter Sarstedt) – 4:38
  2. "Title Music" from Satyajit Ray's film Jalsaghar (Vilayat Khan) – 2:25
  3. "This Time Tomorrow" (The Kinks) – 3:25
  4. "Title Music" from Satyajit Ray's Teen Kanya (Satyajit Ray) – 1:25
  5. "Title Music" from Merchant-Ivory's film The Householder (Jyotitindra Moitra & Ustad Ali Akbar Khan) – 1:37
  6. "Ruku's Room" from Satyajit Ray's film Joi Baba Felunath (Satyajit Ray) – 0:49
  7. "Charu's Theme" from Satyajit Ray's film Charulata (Satyajit Ray) – 1:01
  8. "Title Music" from Merchant-Ivory's film Bombay Talkie (Shankar Jaikishan) – 2:33
  9. "Montage" from Nityananda Datta's film Baksa Badal (Satyajit Ray) – 1:15
  10. "Prayer" (traditional) (Jodphur Sikh Temple Congregation) – 1:07
  11. "Farewell to Earnest" from Merchant-Ivory's film The Householder (Jyotitindra Moitra) – 1:59
  12. "The Deserted Ballroom" from Merchant-Ivory's film Shakespeare Wallah (Satyajit Ray) – 0:46
  13. "Suite Bergamasque: 3. Clair de Lune" (Claude Debussy; performed by Alexis Weissenberg) – 4:57
  14. "Typewriter Tip, Tip, Tip" from Merchant-Ivory's film Bombay Talkie (Shankar Jaikishan) – 4:37
  15. "Memorial" (traditional) (Narlai Village Troubador) – 1:26
  16. "Strangers" (The Kinks) – 3:20
  17. "Praise Him" (traditional) (Udaipur Convent School Nuns And Students) – 0:43
  18. "Symphony No. 7 in A (Op 92) Allegro Con Brio" (Ludwig van Beethoven; performed by Fritz Reiner and the Chicago Symphony Orchestra) – 6:48
  19. "Play With Fire" (The Rolling Stones) – 2:15
  20. "Arrival in Benaras" from Merchant-Ivory's film The Guru (Ustad Vilayat Khan) – 1:44
  21. "Powerman" (The Kinks) – 4:19
  22. "Aux Champs-Élysées" (Joe Dassin) – 2:39

 Tapi ada beberapa kekurangan di film ini. India yang ditampilkan sangat tipikal, kayak FTV SCTV yang settingnya di Jogja tentang mahasiswa yang kemana-mana naik andong.

India yang ditampilkan adalah India-nya turis. Tapi mungkin tujuan Wes Anderson dalam membuat film ini juga itu, sebagai apresiasinya terhadap negara yang emejing ini.

Yang agak nyebelin, di film ini ada cewek India yang dipake sebagai icon juga. Di atas kereta Jack sempat mengajak seorang pramugari kereta cantik bernama Rita the Sweet Lime ntuk ngefuck sama dia di dalam toilet. Rita ini berkulit gelap, bermata bulat dengan eyeliner hena, menggunakan seragam sari yang memperlihatkan perutnya yang sempurna rata. Ada satu adegan di mana Rita belum selesai berpakaian, rambutnya panjang membingkai wajahnya, lalu di belakangnya ada cermin yang memantulkan bayangan punggung dan bokongnya.

Yang agak bikin iri juga adalah bagaimana Wes Anderson membentuk karakter si Whitman bersaudara sebagai anggota keluarga kelas atas yang jarang perlu bekerja untuk cari uang. Jadi mereka bisa aja gitu tau-tau pergi ke India, terus merobek-robek tiket pesawat di depan para flight attendant, terus membuang-buang satu seri koper dan tas Louise Vuitton punya ayah mereka.

Dalam film ini, religiusitas juga digeser maknanya jadi daya tarik pariwisata. Mereka berdoa di kuil untuk lucu-lucuan, ibu mereka juga kabur dari keluarga dengan cara jadi suster di Himalaya.

Bahkan akting mereka juga biasa aja. Owen Wilson tetap jadi Owen Wilson. Adrien Brody tetap jadi Adrien Brody. Jason Schwartzman... entahlah dia jadi apa. Walau tentu saja, mereka bertiga tetap ganteng.

Secara keseluruhan film ini menghibur dan ringan untuk dilihat, karena penonton disuguhi yang enak-enak dan yang indah-indah dari India yang dikunjungi tiga bersaudara kaya dari Amerika. Asik banget ditonton untuk mengakhiri hari yang panjang dan berat, setelah mandi air hangat dan membuat secangkir teh.

Rita, karakternya dirancang se-eksotis mungkin
ketiga bersaudara mewarisi koper mendiang ayah mereka. di adegan ini, semua koper mahal itu dibuang T.T



Prologue: Hotel Chavelier
Film ini adalah film pendek berdurasi 13 menit tentang Jack Whitman dan mantan pacarnya (Natalie Portman) di sebuah hotel bernama Hotel Chavelier, Paris. Dalam film The Darjeeling Limited Jack sering kali memakai jubah mandi Hotel Chavelier, Jack juga menulis cerpen tentang peristiwa yang ia alami di kamar hotelnya dengan mantannya itu. Jubah mandi dan cerpen ini adalah benang merah antara kedua film. Jadi memang agak aneh ketika menonton Darjeeling tanpa tahu kalau ada film pendek ini sebagai prolognya. Hotel Chavelier diputar sebagai opening dalam Venice Film Festival. Sayangnya susah mau download film ini. Di jogja juga belum nemu warnet yang punya film ini. Di You Tube yang ada cuma adegan seksnya doang.



Kutipan:
 Francis: [Francis and Peter are beating each other up] You don't love me!
Peter: Yes I do!
Jack: I love you too, but I'm gonna mace you in the face!


 Patricia: God Bless You and keep you with Mary's benevolent guidance in the light of Christ's enduring grace. All my love, Your Mother, Sister Patricia Whitman.


Patricia: He ate one of the sister's brothers.

 Peter: I'm gonna go pray at another thing.


Film-film mereka yang sudah atau akan atau ingin saya tonton:

Owen Wilson: Anaconda, Behind Enemy Lines, Midnight in Paris, Shanghai Noon, Shanghai Knights
Adrien Brody: The Pianist, The Jacket, King Kong, Cadillac Records
Jason Schwartzman (juga adalah mantan drummer Phantom Planet):Marie Antoinette, Funny People, Rushmore
Irrfan Kahn (peran kecil nyaris tanpa dialog di desa tradisional): Life of Pi

No comments:

Post a Comment