Showing posts with label film. Show all posts
Showing posts with label film. Show all posts

Saturday, January 12, 2013

Doubt



Sutradara: John Patrick Shanley's
Studio:  Miramax (2008) 
Pemeran: 

  • Meryl Streep sebagai Suster Aloysius Beauvier
  • Philip Seymour Hoffman sebagai Pastur Brendan Flynn
  • Amy Adams sebagai Suster James
  • Viola Davis sebagai Mrs. Miller
  • Joseph Foster sebagai Donald Miller
  • Alice Drummond sebagai Suster Veronica
  • Paulie Litt sebagai Tommy Conroy
Setting: Bronx, 1964
Tag di laptop saya: "Fantasy and Brain Freeze"
Seorang suster mengandalkan intuisinya untuk membongkar hubungan yang tidak normal antara seorang Pastur dan Putra Altar. Kompleksnya masalah ini adalah sang Suster terikat kaul dengan Gereja yang ketat, yang menjadikan sang Pastur sebagai atasannya. Sang Pastur juga adalah romo yang sangat populer di kalangan umat, sedangkan si Putra Altar adalah anak kulit hitam yang tidak bahagia di rumah.

Berdasarkan drama yang ditulis oleh sang sutradara.
Rating: 3,5 dari 5



Cerita berfokus di sekolah Katolik St. Nicholas di Bronx, 1964. Pembunuhan J.F. Kennedy di tahun sebelumnya membawa dampak politik dan mental yang jelas di kawasan tersebut. Tak terkecuali, St. Nicholas pun menerima seorang murid kulit hitam pertama di sekolah itu, Donald Miller. Selain menjadi murid di sekolah tersebut, Donald menjadi Putra Altar di Gereja setempat, melayani Pastur Flynn bersama Jimmy, teman sekolahnya dan sesama Putra Altar.
Di sekolah itu, Suster Aloysius adalah kepala sekolah yang galak dan disiplin. Dia percaya akan watak jelek manusia, dan dia percaya murid-murid harus dikendalikan dengan hukuman supaya bisa disiplin. Di sisi lain, Suster James adalah guru yang lembut dan keibuan. Ia menyukai murid-muridnya dan senang mengajar Sejarah. Pastur Flynn juga mengajar di sekolah itu dan menjadi salah satu guru favorit di sekolah. Pastur Flynn terutama menjadi 'pelindung' bagi Donald, supaya dia tidak diganggu murid lain karena warna kulitnya beda.
Pada suatu hari Suster James mencium gelagat yang tidak baik tentang hubungan sang Pastur dengan Donald. Pastur memanggil Donald ke pastoran, dan ketika Donald kembali, mulutnya berbau alkohol dan sikapnya menjadi sangat aneh. Suster James melaporkannya pada Suster Aloysius, kemudian mereka berdua menanyai Pastur Flynn secara pribadi. Pastur membantah memiliki hubungan yang tidak pantas dengan Donald. Suster James percaya, sementara Suster Aloysius bertekad membongkar skandal itu sampai akarnya dan mengusir Pastur Flynn dari sekolah.


Kekuatan dari film ini bukanlah cerita, setting, atau efek visual yang hebat. Tulang punggung film ini malahan adalah karakter, karakterisasi, simbol-simbol, dan dialog yang tajam dan bernas.
Dalam 1,5 jam, karakter Suster Aloysius bisa dikupas dari permukaannya yang galak dan disiplin, menjadi bertekad, konservatif, dan baik hati. Ia bertekad menghapus kejahatan yang berselubung karisma dan kepopuleran sang pastur, walaupun ia sendiri tidak populer dan ditakuti.
Suster James, lemah lembut luar dalam, terlihat kelemahannya bahwa ia tidak sanggup melihat yang jahat di dalam selubung yang baik. Ketika Suster James berubah menjadi galak di kelas, itu malah menunjukkan kelemahan hatinya yang gampang dipengaruhi.
Karakter Pastur Flynn juga kontradiktif. Kita dengan mudah dibuat mencintai pastur ini dan dibuat percaya bahwa sebenarnya ia tidak berbuat jahat pada Donald.
Penampilan yang patut diberi acungan jempol juga adalah penampilan 11 menit dari Viola Davis yang menjadi ibu Donald. Dialognya melontarkan pertanyaan-pertanyaan tajam mengenai kepercayaan, bukan hanya mengenai busuknya Pastur Flynn, tapi bisa juga ditempatkan pada bingkai iman setiap agama. Lewat dialog Mrs. Miller, rumitnya rumah tangga kulit hitam di Bronx pun terungkap. Karakter Mrs. Miller adalah perwujudan perempuan pekerja keras yang berusaha mencari uang, membesarkan anak, dan melayani suami sekaligus. Donald Miller adalah perwujudan anak produk keluarga seperti itu, yang berusaha keras membanggakan ibunya dan menghindari pukulan ayahnya.
Cerita yang sederhana dan setting tempat yang sempit dimanfaatkan secara maksimal untuk mengeksplorasi semua karakter itu, dan masih juga menyisakan pesan untuk kita pikirkan setelah menontonnya.
Walaupun jelas bukan pilihan film natal yang ceria, di film ini ditampilkan banyak lagu-lagu natal gerejawi yang bagus.
Film ini tentu saja agak kontroversial karena mengambil bingkai gereja dan sekolah Katolik. Tapi sebenarnya pertanyaan mengenai keraguan itu bisa ditempatkan dalam agama mana saja.

Kutipan
 Father Brendan Flynn: I can fight you.
Sister Aloysius Beauvier: You will lose.


Sister Aloysius Beauvier: I will step outside the church if that's what needs to be done, 'til the door should shut behind me! I will do what needs to be done, though I'm damned to Hell! You should understand that, or you will mistake me. 


Sister Aloysius Beauvier: [to Sister James] What have you seen?
Sister James: It is unsettling to look at people with suspicion. I feel less close to God.
Sister Aloysius Beauvier: When you take a step to address wrongdoing, you are taking a step away from God, but in his service. What have you seen?


 Mrs. Miller: You can't hold a child responsible for what God gave him to be.

 Sister Aloysius Beauvier: Maybe we're not supposed to sleep so well.

 Father Brendan Flynn: [to Sister James] There are people who go after your humanity, Sister, that tell you that the light in your heart is a weakness. Don't believe it. It's an old tactic of cruel people to kill kindness in the name of virtue.

 Sister James: They're all uniformly terrified of you.
Sister Aloysius Beauvier: Yes, that's how it works.


 Sister Aloysius Beauvier: In the pursuit of wrong doings, one steps away from God.


Simbol-simbol:
Bola lampu di ruang kepala sekolah yang selalu mati setiap kali ada yang marah-marah.
Badai angin di kawasan tersebut.
Mata yang serba melihat di jendela stained-glass
Pena ballpoint, gula, kuku panjang, lagu-lagu natal yang sekuler, simbol-simbol kelonggaran di sekolah yang ditentang oleh Suster Aloysius

Adegan yang Pantas diingat
Ketika Suster Aloysius bertengkar dengan Pastur Flynn berdua di ruang kepala sekolah. Benar-benar penampilan yang bagus dari Streep.

Ketika para suster mengawali rutinitas pagi dengan bangun subuh-subuh di hari yang hujan dan berangin.

Ketika diperlihatkan perbedaan antara suasana makan malam para suster yang sederhana dan tegang dengan suasana makan malam para pastur yang hangat, ceria, dan mewah.

Di akhir film kekuatan dan ketegaran Suster Aloysius runtuh ketika ia mengaku pada Suster James bahwa ia memiliki keraguan. Keraguan mengenai apa itu, diserahkan pada penonton untuk menebaknya.

Film-film lain:
Meryl Streep: The Hours, The Iron Lady, Julie and Julia
Amy Adams: Julie and Julia, Junebug, The Master
Viola Davis: The Help 



 

Thursday, January 10, 2013

This is Spinal Tap


David St. Hubbins: We are Spinal Tap from the UK - you must be the USA!


Sutradara: Rob Reiner
Studio: 
Embassy Pictures
StudioCanal
Tahun: 1984
Wajah-wajah terkenal: 

Setting: Amerika, 1982
Tag di laptop saya: "Comedy"
Band heavy metal Inggris tour ke Amerika, mengalami semua hal rock 'n roll yang dikomedikan.
Rating: 2,5 dari 5


Dengan style dokumentasi yang sangat meyakinkan, film ini adalah film yang sangat-sangat lucu dan bego tentang sebuah band rock Inggris bernama Spinal Tap. Mereka benar-benar menyindir dunia rock n roll, dengan make up yang lebai, rambut yang aneh, lagu-lagu jelek, artwork seksis yang wagu, aksi panggung yang gagal, groupies yang menyebalkan, herpes di mulut, jumlah fans yang menurun, acara penandatanganan album besar-besaran tanpa ada fans yang datang, gig yang dibatalkan, gig yang tidak pas (band heavy metal di acara dinner tentara? hair metal di taman ria?)... pokoknya semua yang bisa terjadi pada sebuah band rock.

Bahkan mereka menceritakan tentang gonta-ganti drummer karena setiap drummer mereka selalu terkutuk kematian mendadak. Mereka juga menyindir band-band yang selalu gonta-ganti genre setiap trend berganti. Para aktor Amerika ini juga bikin mock aksen Inggris yang nyebelin banget, terutama basisnya yang mirip Lemmy Motorhead.
Film yang bagus untuk bikin anak-anak band ketawa. Juga sangat 90an untuk film yang dibuat tahun 80an


Kutipan
Mick: As long as there are sex and drugs, you know, I can live without the rock 'n roll part.

Derek Smalls: We're lucky.
David St. Hubbins: Yeah.
Derek Smalls: I mean, people should be envying us, you know.
David St. Hubbins: I envy us.
Derek Smalls: Yeah.
David St. Hubbins: I do.
Derek Smalls: Me too.


Derek Smalls: We're very lucky in the band in that we have two visionaries, David and Nigel, they're like poets, like Shelley and Byron. They're two distinct types of visionaries, it's like fire and ice, basically. I feel my role in the band is to be somewhere in the middle of that, kind of like lukewarm water.

Bobbi Flekman: Money talks, and bullshit walks.

Bobbi Flekman: You put a *greased naked woman* on all fours with a dog collar around her neck, and a leash, and a man's arm extended out up to here, holding onto the leash, and pushing a black glove in her face to sniff it. You don't find that offensive? You don't find that sexist?
Ian Faith: This is *1982*, Bobbi, c'mon!
Bobbi Flekman: That's *right*, it's 1982! Get out of the '60s. We don't have this mentality anymore.
Ian Faith: Well, you should have seen the cover they *wanted* to do! It wasn't a glove, believe me.


Adegan yang patut diingat:
Aksi panggung hebat di mana kedua gitaris dan basis terkurung dalam cangkang. Ketika lagu berjalan satu persatu cangkang itu terbuka, tapi cangkang si basis tidak mau terbuka. Cangkang itu baru terbuka ketika lagu selesai, dan kedua gitaris sudah kembali dalam cangkangnya. Ya slapstick-slapstick macam itu.

Ketika mereka tersesat di backstage dan harus berputar-putar di gedung dengan dandanan lengkap untuk menemukan panggungnya.


I can live without the rock 'n roll!

Dorian Gray



Sutradara: Oliver Parker
Studio: 
Alliance Films
UK Film Council
Ealing Studios
Tahun: 2009
Wajah-wajah terkenal: 
Ben Barnes (Dorian)
Colin Firth (Lord Henry)
Ben Chaplin (Basil)
Rachel Hurd-Wood (Sybil Vane)
Fiona Shaw (Aunt Agatha)
Setting: London, era Victoria
Tag di laptop saya: "Fantasy and Brain Freeze"
Pewaris muda yang masih lugu berubah menjadi penyembah hedonisme. Menjual jiwanya ke iblis sehingga bentuk fisiknya tetap muda dan tampan, setiap dosa yang ia lakukan merusak tampilan fisik lukisan potretnya.
Diangkat dari novel karya Oscar Wilde The Picture of Dorian Gray. Tapi beberapa kritikus

Oscar Wilde


mengatakan bahwa film ini tidak terlalu mengikuti plot cerita di buku. Saya belum baca sih jadi ga tau.
Rating: 3 dari 5








Dorian Gray hidup jauh dari kakeknya yang jahat. Ketika kakeknya meninggal, Dorian menjadi satu-satunya pewaris kekayaan keluarga Gray yang sangat banyak. Ia pun pindah ke London, tinggal di rumah besar kakeknya, dan berteman dengan sosialita di sana. Dorian berkenalan dengan Basil, pelukis muda berbakat yang melukis potretnya. Dengan sempurna, Basil menangkap keindahan fisik Dorian, dan Dorian pun menjadi sadar bahwa dia itu ternyata sangat, sangat ganteng.
Lord Henry Wotton, seorang sosialita juga, menakut-nakuti Dorian bahwa kegantengan itu akan segera rusak oleh usia dan luka-luka yang bisa ia derita. Dengan main-main ia menantang Dorian untuk menjual jiwanya pada iblis supaya tetap bisa awet muda. Dorian menyanggupinya. Sejak saat itu, Setiap dosa yang ia lakukan atau luka yang ia alami akan ditanggung oleh lukisannya. Dengan tuntunan Lord Henry, Dorian menjadi hedonis muda yang menikmati seks, alkohol, dan segala macam hiburan sampai melebihi batas.
Puncaknya, Dorian membunuh Basil yang mengetahui rahasia lukisan itu. Setelah itu Dorian pergi keliling dunia untuk menjelajahi semua jenis pemenuhan hawa nafsu. Ia mengajak Lord Henry, tapi ternyata nyali Lord Henry tidak sebesar omongannya.


Film ini lumayan juga lho, paling ga Ben Barnes bisa berubah dari anak culun jadi sangat sangat sangat seksi. Colin Firth juga did a good job untuk karakternya yang menyebalkan. Filmnya agak gelap dan menonjolkan sisi horornya. Tapi mungkin horor jaman Victoria berbeda dengan horor jaman sekarang ya.




Kutipan

 Dorian Gray: [trying to decline women and drink at a brothel] Well, perhaps I have a stronger conscience.
Lord Henry Wotton: [dismissively] 'Conscience.' It's just a polite word for 'cowardice.' No civilized man regrets a pleasure.


 Lord Henry Wotton: What are you?
Dorian Gray: I am what *you* made me! I lived the life that you preached... but never dared practice. I am everything, that you were too afraid to be.


 Emily Wotton: Hmm... I hope you're not also a dreary old cynic?
Dorian Gray: What is there to believe in?
Emily Wotton: Our developments.
Dorian Gray: All I see is decay.
Emily Wotton: For the religion.
Dorian Gray: Fashionable substitute for believe.
Emily Wotton: Art.
Dorian Gray: Formality.
Emily Wotton: Love.
Dorian Gray: An Illusion.
Lord Henry Wotton: Bravo!


 Lord Henry Wotton: There's no shame in pleasure. Man just wants to be happy. But society wants him to be good. And when he's good, he's rarely happy. But when he's happy, he's always good.


 Lord Henry Wotton: The only way to get rid of a temptation, is to yield to it.


Adegan yang layak diingat
Ketika Dorian 'do' seorang nyonya rumah yang sedang mengadakan pesta debut putrinya. Putrinya menunggu mereka ngefuck di bawah ranjang.


Ketika diperlihatkan adegan-adegan hedonis Dorian dan dibandingkan dengan acara minum teh yang sopan yang tenang.







God Bless America



Sutradara: Bobcat Goldthwait
Studio:  Darko Entertainment
Tahun: 2011
Wajah-wajah terkenal: 
Joel Murray (Frank)
Tara Lynne Barr (Roxy)
Mackenzie Brooke Smith (Ava)
Melinda Page Hamilton


Setting: Amerika, 2011
Tag di laptop saya: "Fantasy and Brain Freeze" (tapi langsung aku hapus)
Lebih baik saya pinjam review dari rotten tomatoes yang menurut saya sangat menggambarkan:
"It's about a terminally ill man who decides that if he is going to die, he is going to grab a gun and take a whole bunch of obnoxious people with him.:
Rating: 1,5 dari 5

Frank Murdoch, seorang karyawan, setengah baya, 'Caucasian', duda cerai, yang hidup sendirian di apartemennya, menderita sakit kepala berkelanjutan dan insomnia. Kalau tidak bisa tidur, hiburannya adalah menonton televisi malam-malam, padahal tidak pernah ada acara yang sesuai dengan seleranya. Dia merasa acara-acara televisi telah merusak mental Amerika. Contohnya tetangganya yang sangat mengganggu (Frank merasa terganggu padahal sebenarnya mereka tidak pernah mengganggunya), yang adalah contoh nyata produk penonton televisi. Saking sebalnya, Frank sering membayangkan menembak tetangganya itu beserta bayi mereka yang gendut, umbelen, dan tukang nangis.

Rekan-rekan kantornya juga adalah produk penonton televisi. Mereka suka sekali melihat Steven Clarkson, peserta talent show (mock version dari American Idol) yang sama sekali tidak punya talent (kecuali tabah jadi bahan tertawaan seluruh Amerika itu bakat) menyanyi dengan sangat fals di televisi. Selain itu ada juga acara reality show tentang Chloe, seorang queenbee SMA yang akan merayakan ulang tahun ke 16-nya di TV. Chloe is a real spoiled brat, kerjaannya teriak-teriak sama ortunya, cari baju sampai Paris, dan tidak pernah puas sama apapun. Ava, anak perempuan Frank yang tinggal bersama ibu dan pacar ibunya, sangat mungkin akan tumbuh menjadi seperti Chloe.

Suatu hari Frank dipecat dari kantornya karena alasan yang sangat tidak masuk akal. Tidak lama kemudian dokter Frank memberitahunya bahwa sakit kepalanya adalah akibat tumor otak yang besar dan ganas. Mengoperasinya sama berbahayanya dengan membiarkannya saja. Maka Frank pulang, mengambil pistolnya, dan berniat bunuh diri sambil membiarkan TV menyala. Tapi ia mengurungkan niatnya, menunggu sampai pagi, pergi ke sekolah Chloe, dan membunuh Chloe di dalam mobilnya yang baru.

Teman sekolah Chloe, Roxy, melihat semua itu, dan malah jadi bersemangat. Roxy berkenalan dengan Frank. Berdua, mereka memulai petualangan mereka berkeliling Amerika, membunuhi orang-orang yang membuat Amerika jadi lemah mental lewat televisi.



Film ini sangat ga mutu.
Plot aneh.
Akting jelek.
Dialog-dialog tidak cerdas.
Kebanyakan dialog Frank dan Roxy adalah kalimat-kalimat yang akan kalian jadikan kutipan. Tapi bukan kutipan namanya kalau seluruh dialog itu adalah pesan slogan.
Karakter-karakter tidak cukup rumit, hanya mewakili satu sifat saja, seakan-akan tidak punya sisi lain.
Misalnya Roxy, yang merasa sangat terganggu dengan Green Day, Fall Out Boys, Juno dan Glee... menurutku Roxy ini sebenarnya juga produk televisi Amerika. Hanya produk gagal jadi seragam. Bahwa Roxy dan Frank merasa sangat terganggu dengan produk-produk populer itu sebenarnya hanya menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan para selebriti itu, dan mungkin diam-diam malah menikmatinya. They just pretend that they are too good to enjoy those 'craps'.
Menurut saya, film ini gagal menyuguhkan pesannya lewat seluruh instrumen film. Ide mental bangsa yang turun karena televisi itu bagus banget, tapi di tangan orang-orang yang lebih tepat, pasti akan lahir film yang jauh lebih baik.




Kutipan
Silakan cari kutipan sendiri. Seluruh dialog di film ini adalah bagian-bagian pidato panjang yang intinya adalah "People Suck."

Adegan yang Layak Diingat
Frank dan Roxy membunuh beberapa penonton di bioskop karena ngobrol dan tidak mematikan handphone.

Cewek di reality show melempar tampon bekas ke temannya. iuh.

Friday, January 4, 2013

The Hobbit: An Unexpected Journey




Sutradara: Peter Jackson
Distribusi: New Line Cinema, Metro-Goldwyn Mayer, WingNut Films
Tahun: 2012
Wajah-wajah terkenal: 
Martin Freeman
Ian McKellen
Elijah Wood
Setting: Middle-Earth, jaman itulah
Tag di laptop saya: "Fantasy and Brain Freeze"   
Awal dari perjalanan takterduga dari seorang hobbit baik hati yang membantu 13 kurcaci merebut kembali kerajaan mereka di dalam gunung.
 Rating: 3,8 dari 5




Sebelum pesta besar ulang tahunnya yang ke 111, Bilbo Baggins memutuskan untuk menuliskan kisah petualangannya kepada keponakan tersayangnya, Frodo. Petualangan itu berkisah tentang bagaimana ia bergabung dengan 13 kurcaci dan Gandalf yang berangkat ke Gunung Sunyi untuk merebut kembali Erebore, kerajaan kurcaci yang dihancurkan Smaug sang naga bernapas api.
Rombongan itu dipimpin Thorin Oakenshiled, kurcaci petarung gagah perkasa, keturunan Thror dan Thrain. Ia menelan kepahitan melihat kakek dan ayahnya dibunuh Raja Orc, Azog, dan bersumpah akan membalas dendam. Ia juga benci pada Peri karena mereka berteman dengan Erebore di masa jaya tapi meninggalkan mereka di masa susah. Dalam perjalanan ini, Thorin dan rombongannya berkesempatan bertarung dengan Orc, berbaikan dengan Peri, lolos dari Goblin dan Troll, dan khusus Bilbo, lolos dari cengkeraman Gollum dan malah berhasil mencuri cincin ajaibnya.

Film ini bagus sekali secara visual, benar-benar menyuguhkan roller-coaster 3D bagi penonton. Tapi lama-lama agak capek juga sih nonton perang antar makhluk terus menerus.
Selain itu, Peter Jackson agak terlalu berlebihan dalam merenggangkan cerita. The Hobbit-nya Tolkien adalah buku cerita anak-anak yang tipis, tapi Jackson mengembangkannya menjadi satu seri berisi tiga film masing-masing berdurasi 3 jam. Serius, capek mata saya waktu habis nonton. Apalagi saya nonton pas tengah malam, dengan kacamata dobel pula (kacamata minus 4 yang didobel kacamata 3D, numpuk di hidung saya yang pesek).

Peter Jackson juga terlalu bebas mengubah cerita. Buat saya yang bukan penggemar The Lord of The Rings dan baru baca The Hobbit saja, saya akan merasa bahwa film ini seperti diangkat dari buku yang lain. Ada banyak sekali perbedaan di sini, misalnya munculnya Saruman, Lady Galadriel, Radagast, dan Necromancer. Disebut-sebut juga Sauron dan Dol Guldur. Seingat saya juga, di buku tidak ada Orc, yang naik Warg (serigala jahat) itu Goblin. tapi di film ada Goblin dan Orc yang bagi-bagi fungsi. Peter Jackson memperlakukan film ini bukan sebagai pengangkatan suatu dongeng tersendiri, tapi malahan sebagai pelengkap dari trologinya yang terdahulu, The Lord of the Rings.

Karakteristik Bilbo juga agak berbeda di film. Bilbo seharusnya tetap ramah pada kurcaci dan Gandalf walau mendongkol waktu mereka berpesta di rumahnya, sementara di film dia terang-terangan menolak kehadiran mereka. Sejujurnya saya agak kecewa sama aktingnya Martin Freeman. Selain itu, di awal film terlihat Bilbo yang sudah tua. Padahal di buku The Lord of the Rings (saya cuma baca awalnya saja kok) Bilbo digambarkan tidak pernah terlihat bertambah tua dari sejak pulang dari petualangannya di umur 50 tahun.

Selain itu, saya juga tidak mengira Thorin akan segagah dan sesangar itu, sangat tidak mirip kurcaci. Kalau kurcaci yang lain, boleh deh. Terutama make up hidung dan janggutnya yang oke banget.


Tapi oke lah, film ini tetap boleh banget kok. Apalagi mereka menyuguhkan pemandangan padang rumput dan pegungan yang baguuus banget. Penggambaran Troll, Gollum, dan Raja Goblin juga keren banget! Adegan paling keren mungkin waktu Bilbo berteka-teki dengan Gollum. Makhluk itu terlihat sangat-sangat sedih, dan karenanya membuatnya terlihat sangat-sangat mengerikan. Nyanyian-nyanyian kurcaci juga digubah jadi theme yang oke untuk petualangan mereka ini.

Mungkin kalau nonton The Hobbit, kita harus paling ga nonton The Lord of The Rings dulu untuk bisa mendapatkan background knowledge yang cukup untuk memahami dan menikmati cerita epik yang kompleks ini.


Kutipan:
 Gandalf: True courage is not knowing when to take a life, but when it spare it. 

 
Bilbo: [looks at sword]
Balin: I wouldn't bother, laddie. Swords are named for great things they do in battle. That's more of a... letter opener.


Thorin: Where did you go, if I may ask?
Gandalf: To look ahead.
Thorin: and what brought you back?
Gandalf: Looking behind. 



Gandalf: I found it is the small everyday deeds of ordinary folk that keep the darkness at bay... small acts of kindness and love.
 
 
Gandalf: Your Old Took's great-granduncle Bullroarer was so huge [for a hobbit] that he could ride a horse. He charged the ranks of the goblins of Mount Gram in the Battle of the Green Fields, and knocked their king Golfibul's head clean off so that it sailed a hundred yards through the air and went down a rabbit-hole, and the battle was won-- and the game of Golf was invented at the same time.




Gandalf: The world is not in your maps and books. It's out there.


Gollum: Oh, we like goblinses, batses, and fishes, but we hasn't tried Hobbitses before.



Gandalf: Every good story deserves to be embellished.




Bilbo Baggins: I'm going on an adventure!


 Gandalf: You'll have a tale or two to tell when you come back.
Bilbo Baggins: You can promise that I will come back?
Gandalf: No. And if you do, you will not be the same.


 Gandalf: Home is now behind you. The world is ahead.



 Bilbo Baggins: Why don't we have a game of riddles and if I win, you show me the way out of here?
Gollum: And if he loses? What then? Well if he loses precious then we eats it! If Baggins loses we eats it whole!
Bilbo Baggins: Fair enough.




 Bilbo Baggins: Good morning.
Gandalf: What do you mean? Do you wish me a good morning or mean that it is a good morning whether I want it to be or not or that you feel good this morning or that it is a morning to be good on?
Bilbo Baggins: All of them at once.



 Bilbo Baggins: [to the trolls, about cooking the dwarves] Well, I mean, have you smelled them? You're going to need something a lot stronger than sage before you can plate this lot up!



Thorin Oakenshield: Forgive me for doubting you.
Bilbo Baggins: No, it's fine. I would have doubted me too. 









rombongan kurcaci, dengan Thorin di tengah


 Pemeran:
  • Martin Freeman sbg Bilbo Baggins (Love Actually)
  • Ian McKellen sbg Gandalf (King Lear, The Prissoner, The Golden Compass, Gods and Monsters, Richard III)
  • Ricahrd Armitage sbg Thorin Oakenshield (Robin Hood, Spooks)
  • Ken Scott sbg Balin
  • Aidan Turner sbg Kili
  • Dean O' Gorman sbg Fili
  • Stephen Hunter sbg Bombur
  • Cate Blanchett sbg Galadriel (Elizabeth, Babel, Notes on Scandal, I'm Not There)
  • Ian Holm sbg Bilbo Baggins tua (Sweet Hereafter)
  • Elijah Wood sbg Frodo Baggins (The Adventures of Huck Finn)
  • Andy Serkis sbg Gollum (King Kong, The Adventure of Tin Tin, Rise of the Planet of the Apes, Longford, Sex & Drugs & Rock 'n Roll)
  • Manu Bennett sbg Azog the Defiler
  • Barry Humphries sgb Great Goblin 

Wednesday, January 2, 2013

The King's Speech





Sutradara: Tom Hooper
Studio: UK Film Council, See-Saw Films, Bedlam Productions
Distribusi: Momentum Pictures (Inggris), The Weinstein Company (AS), Transmission Films (Australia)
Tahun: 2010
Wajah-wajah terkenal: 
Colin Firth

Geoffrey Rush
Helena Bonham Carter
Michael Gambon
Timothy Spall
Setting: Inggris (1925-1939)
Tag di laptop saya: "Real People True Story" 
 
Pangeran gagap yang terpaksa jadi Raja, menggantikan ayahnya yang hebat dan kakaknya yang berkarisma. Menemukan penyembuhan lewat seorang 'teman' yang 'setara' dan bersedia mendengarkan.
Rating: 4,8 dari 5





Pada tahun 1925, Albert the Duke of York (Firth) yakin ia tidak akan sembuh dari penyakit gagapnya. Semua ahli medis speech organ di kalangan Istana gagal menyembuhkannya. Istrinya, Elizabeth the Duchess of York, menemukan seorang speech therapist di tengah kota London. Walaupun sudah diperingatkan bahwa Lionel Logue, terapis tersebut, tidak ortodoks dan kontroversial, Elizabeth, menyamar sebagai Mrs. Johnson, menemui Logue dan memintanya menyembuhkan suaminya. Pertamanya Logue menolak karena syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Bahkan ketika ia tahu bahwa Mr. dan Mrs. Johnson sebenarnya adalah The Duke and The Duchess of York, ia meminta pasiennya mengikuti syarat-syaratnya, antara lain terapi dilakukan di flatnya yang sederhana di London, dan ia meminta kesetaraan dan kepercayaan penuh dari pasiennya.
Dalam prosesnya, Sang Pangeran sering kali melawan dan marah-marah, tapi Logue sabar dan akhirnya mereka menemukan kemajuan. Logue menemanggil The Duke dengan panggilan akrabnya Bertie, menyuruh sang pangeran memanggilnya Lionel, dan mereka menjadi teman baik. Mereka meninjau kenangan-kenangan buruk di masa kecil Bertie yang ternyata berkontribusi terhadap penyakit gagapnya.
Di tahun 1936 Bertie harus menggantikan kakaknya King Edward VIII yang memilih menikahi 'janda Amerika yang sudah pernah cerai dua kali'. Bertie, Albert the Duke of York pun mau tak mau menjadi King George VI. Menggantikan dua figur Raja yang hebat, ayahnya George V dan kakaknya sendiri, Bertie merasa terbayang-bayangi. Apalagi penyakit gagapnya belum sembuh dan ancaman perang dari Jerman semakin nyata.
Tantangan pertamanya sebagai Raja adalah pidato perang di tahun 1939 yang disiarkan ke seluruh negeri dan kekaisaran (kurang lebih seperempat populasi manusia di dunia). Namun dengan didampingi Lionel Logue, pidato tersebut disampaikan dengan baik dan Sang Raja pun menemukan keberanian serta kepercayaan dirinya. Logue selalu mendampingi Sang Raja dalam setiap pidatonya, yang kemudian menjadi penghiburan dan sumber kesatuan bagi warga Inggris yang sedang bersiap menghadapi Perang Dunia kedua sebelum sembuh benar dari ngerinya Perang Dunia pertama.


Film ini sangat-sangat bagus, menggabungkan kompleksitas yang bisa terjadi di antara ketatnya aturan menjadi anggota kerajaan, publisitas yang takterhindarkan, dan krusialnya teknologi penyiaran (broadcasting) dalam politik dan kesatuan negara. Dialog-dialognya cerdas dan khas Inggris.
Saya jadi speechless.


Kutipan

Lionel Logue: Please don't smoke. I believe sucking cigarette smoke into your lungs will kill you.
George 'Bertie' VI: I need to relax. My physicians say it relaxes the throat.
Lionel Logue: They're idiots.
George 'Bertie' VI: They've all been knighted.
Lionel Logue: Makes it official then.



King George VI: [Sees Logue is sitting on the coronation throne] What are you doing? Get up! You can't sit there! GET UP!
Lionel Logue : Why not? It's a chair.
King George VI : No, that. It is not a chair. T-that... that is Saint Edward's chair.
Lionel Logue : People have carved their names on it.
King George VI : [Simultaneously] That... chair... is the seat on which every king and queen has... That is the Stone of Scone you ah-are trivializing everything. You trivialize...
Lionel Logue : [Simultaneously] It's held in place by a large rock. I don't care about how many royal arseholes have sat in this chair.
   


King George V: In the past all a King had to do was look respectable in uniform and not fall off his horse. Now we must invade people's homes and ingratiate ourselves with them. This family is reduced to those lowest, basest of all creatures, we've become actors!

 The Duke of York: We're not a family, we're a firm.



 Lionel Logue: You have such perseverance Bertie, you're the bravest man I know.


 
Lionel Logue: You still stammered on the 'W'.
King George VI: Well I had to throw in a few so they knew it was me.


Lionel Logue: You don't need to be afraid of things you were afraid of when you were five. 


Princess Elizabeth: [Watching a newsreel of Hitler] What's he saying?
King George VI: I don't know, but he seems to be saying it rather well.


King Edward VIII: Sorry, I've been terribly busy.
The Duke of York: Doing what?
King Edward VIII: Kinging.


Myrtle Logue: Will their majesties be staying for dinner?
Queen Elizabeth: We would love to, such a treat. but alas a prior engagement. Such a a pity.


Queen Elizabeth: [Using the name "Mrs. Johnson"] My husband's work involves a great deal of public speaking.
Lionel Logue: Then he should change jobs.
Queen Elizabeth: He can't.
Lionel Logue: What is he, an indentured servant?
Queen Elizabeth: Something like that.  





King George VI: If I'm King, where's my power? Can I form a government? Can I levy a tax, declare a war? No! And yet I am the seat of all authority. Why? Because the nation believes that when I speak, I speak for them. But I can't speak.


King George VI: [as he prepares to broadcast his wartime speech] However this turns out, I don't know how to thank you.
Lionel Logue : [after a pause] Knighthood?  



Lionel Logue: Why do you stammer so much more with David than you ever do with me?
King George VI : 'Cos you're b... bloody well paid to listen.
Lionel Logue
: Bertie, I'm not a geisha girl. 


 Myrtle Logue: [see the Queen at her dining table, stunned] Y - you...?
Queen Elizabeth : It's 'Your Majesty' the first time. After that, it's 'ma'am', as in 'ham'. Not 'ma'am', as in 'palm'. 



King George VI: If we were equals, I wouldn't be here. I'd be at home with my wife, and no one would give a damn. 


King George VI: Waiting for a king to apologize, one can wait a long wait.


King George VI: Every monarch in history has succeeded someone who is dead. Or just about to be. My predecessor's not only alive, but very much so. Bloody mess. Can't even give them a Christmas speech.
Lionel Logue : Like your dad used to do.
King George VI
: Precisely.
Lionel Logue
: He's not here anymore.
King George VI
: Yes he is: he's on that shilling I gave you.
Lionel Logue
: Easy enough to give away. You don't have to carry him around in your pocket. Or your brother. You don't need to be afraid of the things you were afraid of when you were five. 







Pemeran:



 

Sunday, December 30, 2012

Astérix & Obélix: Mission Cléopâtre



Sutradara: Alain Chabat
Studio: Pathe dan Miramax Films (2002)
Wajah-wajah terkenal: 
Monica Bellucci
 Christian Clavier
Gerard Depardieu
Jamel Debbouze
Alain Chabat
Setting: Mesir dan Galia (15.000 SM)
Tag di laptop saya: "Comedy"
Gara-gara Cleopatra bertaruh dengan Caesar, seorang arsitek yang biasa-biasa saja terancam dimakan buaya kalau tidak bisa membangun istana megah dalam waktu 3 bulan.
Rating: 4 dari 5






Si seksi Ratu Cleopatra (Bellucci) tersinggung atas ucapan Caesar (Chabat) bahwa Mesir hanyalah salah satu provinsi Kekaisaran Romawi, dan karenanya rakyatnya tidak sehebat rakyat Roma. Cleopatra pun bertaruh dengan Caesar bahwa ia dan rakyatnya sanggup membangun sebuah istana megah bagi Caesar hanya dalam waktu 3 bulan.
Cleopatra pun menyuruh Numerobis (Edifis, menurut subtitle Inggris di laptop saya, diperankan oleh Debbouze), seorang arsitek kikuk berkulit hitam berbadan kecil dan bersuara lucu, untuk merancang dan membangun istana itu. Kalau berhasil, Numerobis akan ditimbuni emas, kalau tidak berhasil ia akan dimakan buaya.
Numerobis pun pergi ke Galia yang ditutupi salju untuk menemui druid Panoramix (Getafix) untuk meminta ramuan ajaib yang bisa membuat para kuli bangunan kuat seperti Bandung Bondowoso. Panoramix beserta Asterix (Clavier), Obelix (Depardieu), dan Idefix (atau Dogmatix) berangkat ke Mesir untuk membantu Numerobis. Istana pun dibangun dengan lancar dan tanpa hambatan, Cleopatra akan segera memenangkan taruhannya.
Tetapi ada seorang arsitek jahat, Amonbofis, yang ingin menggagalkan rencana itu. Ia iri karena bukan ia yang didapuk menjadi arsitek proyek, tapi malah Numerobis. Ia pun melakukan banyak cara untuk meruntuhkan istana yang belum jadi itu sehingga Numerobis jadi diumpankan ke buaya.





Film ini super super lucu, tipikal gojek Perancis, dengan karakter-karakter lucu dan dialog-dialog menggelikan.
Bellucci juga berhasil menjadikan karakter Cleopatra jadi sangat-sangat seksi dan cantik. Berkali-kali belahan pantatnya kelihatan, misalnya waktu dia mandi susu. Kostum-kostumnya juga sangat-sangat keren.


Cleopatra dan Caesar
Cleopatra dan Amonbofis
Numerobis, Obelix, dan Idefis. Debbouze, pemeran Numerobis, selalu menyembunyikan tangan kanannya dalam film karena dia kehilangan tangan kanan di tahun 1990 dalam kecelakaan kereta.


ternyata yang mematahkan hidung Sphinx adalah Obelix...


aku suka sekali Cleopatra-nya Bellucci!





Kutipan:
 Obélix: These new Romans are better. They fly better.
Astérix: Yes, their helmets are more aerodynamic.

Amonbofis: Prepare your sarcophagus!

aduh banyak sih sebenernya kutipan lucunya tapi karena pake bahasa prancis saya jadi ga bisa mendeteksi haha... misalnya adegan waktu after war banquet Caesar dan Caius Ceplus tidak bisa masuk ke dalam karena muka mereka tidak dikenali penjaga pintu dan dia harus mengecek daftar nama tamu. Ceplus (C+) bisa masuk karena namanya ada di huruf C, tapi Caesar tidak ada. Ketika dicari di J baru ada nama Julius Caesar, "Your place is at the queen's table," kata penjaga pintu.

Film-film mereka yang sudah atau akan atau ingin saya tonton:

 Monica Belucci: Tears of The Sun, The Passion of the Christ, The Brother's Grimm
Gerard Depardieu: Life of Pi, Hello Goodbye
 Jamel Debbouze: Chicken with Plums, Le Fabuleux Destin d'Amélie Poulain

Saturday, December 29, 2012

Detachment



Sutradara: Tony Kaye
Studio: Tribecca Film (2011)
Wajah-wajah terkenal: 
Adrien Brody
Setting: Amerika tahun 2000an
Tag di laptop saya: "Heart Breaking"
SMU yang dipenuhi guru-guru desperate dan murid-murid desperate, dipandang dari sudut pandang seorang guru pengganti yang sedang merawat kakeknya yang akan meninggal, dan menampung PSK cilik di apartmenennya
Rating: 3,5 dari 5







Terlalu banyak cerita yang terangkum dalam film ini, sehingga sekedar sinopsis tidak akan bisa merangkum semuanya. Pada intinya, ini adalah cerita tentang seorang guru pengganti, Henry Barthes (Brody), yang memiliki berbagai masalah. Walau fokusnya pada Barthes, semua tokoh di sini memiliki masalah depresif lainnya.


  • Adrien Brody sbg Henry Barthes, guru pengganti pengajar Bahasa Inggris yang entah bagaimana punya daya tarik tersendiri terhadap anak-anak remaja. Murid-murid yang luar biasa nakal dan kurang ajar bisa ia sertakan dalam proses sehingga bisa duduk anteng dan membaca karya sastra. Seorang anak obesitas yang memiliki penghargaan diri rendah mengadu padanya. Bahkan PSK kecil pun ia tampung dan rawat seperti adik sendiri.
  • Marcia Gay Harden sbg Kepala Sekolah Carol Dearden, sekolah yang dipimpinnya bobrok, guru-gurunya tidak bersemangat, dan murid-muridnya terlalu jahat sehingga tidak bisa dibilang nakal
  • Betty Kaye sbg Meredith, cewek obesitas yang selalu memakai baju hitam. Ayahnya tidak puas padanya karena ia tidak terlahir sebagai anak laki-laki. Ia melarikan diri lewat art. Betty Kaye adalah anak Tony Kaye, sang sutradara.
  • Sami Gayle as Erica, PSK kecil yang ditampung Barthes di apartemennya, akhirnya melunak dan ingin hidup normal lagi.
  • Lucy Liu as Dr. Doris Parker, tugasnya memberikan konseling pada murid-murid yang sebenarnya tidak ingin dikonseling
  • Louis Zorich as Grampa, kakek Barthes yang tidak dirawat dengan baik oleh petugas-petugas panti wreda. Punya rahasia kelam tentang ibu Barthes
Cerita ini penuh kekelaman dan kedepresian dalam sebuah gedung sekolah. Menceritakan bobroknya pendidikan yang tidak dilakukan dengan semangat mengajar dan belajar.
Bukan film yang terbaik sih, tapi cukup bagus ditonton, apa lagi bagi para calon guru.



Kutipan:
Henry Barthes: I am money, I change hands like the dollar bill, that has been rubbed by a lamp; Then a genie appeared and cried loudly, with volume; But the tears were all for myself, and that's where it all went wrong 

Grampa: I don't remember much, I lost the habit. You can't think in this place, you can't make new memories.

Henry Barthes: [DOUBLETHINK] It's deliberately believing in lies while knowing they're false. 
Henry Barthes: Examples of this in everyday life: "oh, I need to be pretty to be happy. I need surgery to be pretty. I need to be thin, famous, fashionable.". Our young men today are being told that women are whores, bitches, things to be screwed, beaten, shit on, and shamed. This is a marketing holocaust. Twenty-fours hours a day for the rest of our lives, the powers that be are hard at work dumbing us to death.
Henry Barthes: So to defend ourselves, and fight against assimilating this dullness into our thought processes, we must learn to read. To stimulate our own imagination, to cultivate our own consciousness, our own belief systems. We all need skills to defend, to preserve, our own minds.

Film-film mereka yang sudah atau akan atau ingin saya tonton:
Adrien Brody: The Pianist, High School
Lucy Liu: Charlie's Angels  





Thursday, December 27, 2012

Julie & Julia



Sutradara: Nora Ephron
Studio: Columbia Pictures (2009)
Wajah-wajah terkenal: 
Meryl Streep (Julia Child)
Amy Adams (Julie Powell)
Setting: Amerika tahun 2002 dan Perancis tahun 1950an
Tag di laptop saya: "Family and Cheer-Ups"
Dua perempuan berbeda generasi, menemukan penyelamat hidup dalam masakan.
Merujuk pada buku Julie Powell Julie and Julia: My Year of Cooking Dangerously (2005) dan buku Julia Child My Life in France (kumpulan tulisan di tahun 1948-1954).
Rating: 4 dari 5




 Di tahun 2002, Julie Powell yang tinggal bersama suaminya merasa hidupnya tidak menyenangkan, dengan pekerjaan yang tidak menyenangkan, dan teman-teman yang tidak menyenangkan. Untuk melepaskan diri dari stress, Julie memutuskan untuk memasak setiap resep di buku Mastering the Art of French Cooking (1961) yang ditulis oleh idolanya, Julia Child. Julie terus memasak selama 365 hari dan mendokumentasikannya dalam blog. Ternyata blog itu berhasil dan populer, sehingga akhirnya Julia dikontrak penerbit besar untuk benar-benar menulis buku tentang masakan.
Kisah hidup Julie Powell dituturkan beriringan dengan kisah hidup Julia Child sendiri di tahun 1950an. Mengikuti suaminya yang bekerja di kedutaan untuk dinas ke Perancis, Julia lekas bosan dengan tiadanya kegiatan yang menantang. Kesenangannya hanyalah makanan, dan dia sangat menyukai masakan Perancis. Maka Julia masuk Le Cordon Bleu, menjadi satu-satunya murid perempuan, dan lekas mahir. Akhirnya Julia dan dua temannya menulis buku resep mereka sendiri, dan Julia malah dikontrak untuk menjadi host acara memasak di TV.



Walau tidak pernah satu frame, Amy Adams dan Meryl Streep benar-benar berkolaborasi dengan baik untuk menciptakan storytelling yang baik dan menyegarkan. Akting keduanya sangat bagus, terutama akting Streep yang bisa dengan baik meniru gaya bicara Julia Child yang unik.

Selain itu, ada dua bidang yang beririsan di film ini: penulisan dan masak-memasak. Julie mendokumentasikan kemajuan memasaknya lewat webblog dengan membuat proyek 1 tahun 1 buku resep. Julia mendokumentasikan eksperimen memasaknya lewat buku masak yang akhirnya menjadi Alkitabnya tukang masak Amerika. Julia adalah orang pertama yang berusaha membukukan cara memasak masakan Perancis bagi orang Amerika yang tidak punya asisten. Mungkin maksudnya ibu rumah tangga Amerika biasa.

Film ini sangat bagus, sangat apik, semua elemennya pas dan enak dinikmati. Paling bagus untuk orang-orang seperti saya yang suka makan, suka nonton acara masak, tapi ga bisa masak.


Julia Child adalah wanita yang sangat tinggi. Untuk itu banyak trik kamera yang dilakukan untuk memanipulasi tinggi Streep. Streep juga harus memakai sepatu hak tinggi, padahal Julia Child biasanya memakai sepatu berhak rendah

Julie menemukan kepercayaan diri lewat memasak.


Kutipan

 Paul Child: What is it you REALLY like to do?
Julia Child: Eat!

Paul Child: [to Julia] You are the butter to my bread, you are the breath to my life. 

Julie Powell: I have to murder and dismember a crustacean.

Paul Child: [after telling Julia that she should be on television, & she laughs] I'm not kidding you; I'm not. Someone is going to publish your book. Someone is going to read your book, and realize what you've done. Because YOUR BOOK is amazing. YOUR BOOK is a work of genius. YOUR BOOK is going to change the world. 

Film-film mereka yang sudah atau akan atau ingin saya tonton:
Meryl Streep: The Iron Lady, The Hours, Doubt, Hope Springs, The Devil Wears Prada
Amy Adams: Doubt, Catch Me if You Can, Enchanted, Junebug, The Master, 
Jane Lynch (adik Julia): Glee (bukan film sih), 40 Years Old Virgin  

Wednesday, December 26, 2012

The Darjeeling Limited



Sutradara: Wes Anderson
Studio: Fox Searchlight (2007)
Wajah-wajah terkenal: 
Owen Wilson (Francis Whitman)
Adrien Brody (Peter Whitman)
Jason Schwartzman (Jack Whitman)
Setting: India tahun 2000an
Tag di laptop saya: "Family and Cheer-Ups"
Tiga bersaudara Amerika pergi ke India untuk mempererat tali persaudaraan mereka yang nyaris putus setelah kaburnya sang ibu dan meninggalnya sang ayah.
Rating: 3 dari 5




Francis Whitman, hampir mati bunuh diri karena kesepian, menyadari bahwa ia sangat kangen sama kedua adiknya, Peter dan Jack. Setelah kematian ayah mereka setahun yang lalu mereka telah pergi ke berbagai tempat di dunia untuk kabur dari kenyataan dan menghindari satu sama lain. Maka Francis mengatur sebuah perjalanan spiritual menjelajahi India dari ujung ke ujung dengan menaiki kereta api mewah, The Darjeeling Limited. Peter dan Jack dipanggil dari tempat mereka masing-masing, Jack dari Perancis, dan Peter mungkin dari Inggris, untuk mengikuti perjalanan spiritual itu.




Selama perjalanan di kereta, mereka bersenang-senang dan menikmati semua hal yang 'sangat India', misalnya berhenti di sebuah kota tradisional, berdoa di kuil, membeli suvenir khas (termasuk ular kobra), mabuk obat-obatan dan bahkan kecopetan. Tapi karena mereka terus menerus bertengkar dan membuat masalah (kobranya lepas, berlari-lari di lorong telanjang dada, menabrak jendela sampai kacanya pecah) mereka diusir dari kereta oleh seorang pramugara berjenggot lebat dan berturban. Terbebani banyak koper dan tersesat di padang gurun, mereka memutuskan perjalanan itu telah gagal dan sebaiknya mereka pergi terpisah lagi ke berbagai ujung dunia. Tapi petualangan belum berakhir, dan dari situ mereka malah mendapat lebih banyak pengalaman spiritual.



Tema-tema yang diangkat sangat beragam, dari persaudaraan, ketakutan akan menjadi ayah, tumbuh dewasa, dan penguasaan diri dalam mengalami kedukaan.

Contohnya Peter Whitman, dia masih memakai kacamata ayahnya, membawa2 kunci mobil ayahnya, dan memakai pisau cukur ayahnya. Di tambah lagi Peter mengklaim ayahnya menganggapnya sebagai anak favorit, sehingga Jack dan Francis kesal. Peter juga sedang ketakutan karena istrinya hamil dan dia tidak siap jadi ayah.

Jack menghadapi kedukaannya dengan menulis cerpen tentang kematian sang ayah. Ketika Peter membaca cerpen itu, Jack meyakinkan mereka bahwa karakter-karakternya semua fiksional walaupun sangat kentara bahwa cerpen itu adalah ungkapan isi hatinya.

Film ini sangat enak ditonton, sangat ringan dan menghibur. Daftar-daftar lagu di Soundtracknya juga bagus-bagus.
  1. "Where Do You Go To (My Lovely)" (Peter Sarstedt) – 4:38
  2. "Title Music" from Satyajit Ray's film Jalsaghar (Vilayat Khan) – 2:25
  3. "This Time Tomorrow" (The Kinks) – 3:25
  4. "Title Music" from Satyajit Ray's Teen Kanya (Satyajit Ray) – 1:25
  5. "Title Music" from Merchant-Ivory's film The Householder (Jyotitindra Moitra & Ustad Ali Akbar Khan) – 1:37
  6. "Ruku's Room" from Satyajit Ray's film Joi Baba Felunath (Satyajit Ray) – 0:49
  7. "Charu's Theme" from Satyajit Ray's film Charulata (Satyajit Ray) – 1:01
  8. "Title Music" from Merchant-Ivory's film Bombay Talkie (Shankar Jaikishan) – 2:33
  9. "Montage" from Nityananda Datta's film Baksa Badal (Satyajit Ray) – 1:15
  10. "Prayer" (traditional) (Jodphur Sikh Temple Congregation) – 1:07
  11. "Farewell to Earnest" from Merchant-Ivory's film The Householder (Jyotitindra Moitra) – 1:59
  12. "The Deserted Ballroom" from Merchant-Ivory's film Shakespeare Wallah (Satyajit Ray) – 0:46
  13. "Suite Bergamasque: 3. Clair de Lune" (Claude Debussy; performed by Alexis Weissenberg) – 4:57
  14. "Typewriter Tip, Tip, Tip" from Merchant-Ivory's film Bombay Talkie (Shankar Jaikishan) – 4:37
  15. "Memorial" (traditional) (Narlai Village Troubador) – 1:26
  16. "Strangers" (The Kinks) – 3:20
  17. "Praise Him" (traditional) (Udaipur Convent School Nuns And Students) – 0:43
  18. "Symphony No. 7 in A (Op 92) Allegro Con Brio" (Ludwig van Beethoven; performed by Fritz Reiner and the Chicago Symphony Orchestra) – 6:48
  19. "Play With Fire" (The Rolling Stones) – 2:15
  20. "Arrival in Benaras" from Merchant-Ivory's film The Guru (Ustad Vilayat Khan) – 1:44
  21. "Powerman" (The Kinks) – 4:19
  22. "Aux Champs-Élysées" (Joe Dassin) – 2:39

 Tapi ada beberapa kekurangan di film ini. India yang ditampilkan sangat tipikal, kayak FTV SCTV yang settingnya di Jogja tentang mahasiswa yang kemana-mana naik andong.

India yang ditampilkan adalah India-nya turis. Tapi mungkin tujuan Wes Anderson dalam membuat film ini juga itu, sebagai apresiasinya terhadap negara yang emejing ini.

Yang agak nyebelin, di film ini ada cewek India yang dipake sebagai icon juga. Di atas kereta Jack sempat mengajak seorang pramugari kereta cantik bernama Rita the Sweet Lime ntuk ngefuck sama dia di dalam toilet. Rita ini berkulit gelap, bermata bulat dengan eyeliner hena, menggunakan seragam sari yang memperlihatkan perutnya yang sempurna rata. Ada satu adegan di mana Rita belum selesai berpakaian, rambutnya panjang membingkai wajahnya, lalu di belakangnya ada cermin yang memantulkan bayangan punggung dan bokongnya.

Yang agak bikin iri juga adalah bagaimana Wes Anderson membentuk karakter si Whitman bersaudara sebagai anggota keluarga kelas atas yang jarang perlu bekerja untuk cari uang. Jadi mereka bisa aja gitu tau-tau pergi ke India, terus merobek-robek tiket pesawat di depan para flight attendant, terus membuang-buang satu seri koper dan tas Louise Vuitton punya ayah mereka.

Dalam film ini, religiusitas juga digeser maknanya jadi daya tarik pariwisata. Mereka berdoa di kuil untuk lucu-lucuan, ibu mereka juga kabur dari keluarga dengan cara jadi suster di Himalaya.

Bahkan akting mereka juga biasa aja. Owen Wilson tetap jadi Owen Wilson. Adrien Brody tetap jadi Adrien Brody. Jason Schwartzman... entahlah dia jadi apa. Walau tentu saja, mereka bertiga tetap ganteng.

Secara keseluruhan film ini menghibur dan ringan untuk dilihat, karena penonton disuguhi yang enak-enak dan yang indah-indah dari India yang dikunjungi tiga bersaudara kaya dari Amerika. Asik banget ditonton untuk mengakhiri hari yang panjang dan berat, setelah mandi air hangat dan membuat secangkir teh.

Rita, karakternya dirancang se-eksotis mungkin
ketiga bersaudara mewarisi koper mendiang ayah mereka. di adegan ini, semua koper mahal itu dibuang T.T



Prologue: Hotel Chavelier
Film ini adalah film pendek berdurasi 13 menit tentang Jack Whitman dan mantan pacarnya (Natalie Portman) di sebuah hotel bernama Hotel Chavelier, Paris. Dalam film The Darjeeling Limited Jack sering kali memakai jubah mandi Hotel Chavelier, Jack juga menulis cerpen tentang peristiwa yang ia alami di kamar hotelnya dengan mantannya itu. Jubah mandi dan cerpen ini adalah benang merah antara kedua film. Jadi memang agak aneh ketika menonton Darjeeling tanpa tahu kalau ada film pendek ini sebagai prolognya. Hotel Chavelier diputar sebagai opening dalam Venice Film Festival. Sayangnya susah mau download film ini. Di jogja juga belum nemu warnet yang punya film ini. Di You Tube yang ada cuma adegan seksnya doang.



Kutipan:
 Francis: [Francis and Peter are beating each other up] You don't love me!
Peter: Yes I do!
Jack: I love you too, but I'm gonna mace you in the face!


 Patricia: God Bless You and keep you with Mary's benevolent guidance in the light of Christ's enduring grace. All my love, Your Mother, Sister Patricia Whitman.


Patricia: He ate one of the sister's brothers.

 Peter: I'm gonna go pray at another thing.


Film-film mereka yang sudah atau akan atau ingin saya tonton:

Owen Wilson: Anaconda, Behind Enemy Lines, Midnight in Paris, Shanghai Noon, Shanghai Knights
Adrien Brody: The Pianist, The Jacket, King Kong, Cadillac Records
Jason Schwartzman (juga adalah mantan drummer Phantom Planet):Marie Antoinette, Funny People, Rushmore
Irrfan Kahn (peran kecil nyaris tanpa dialog di desa tradisional): Life of Pi